Berjalanlah dimuka bumi," ke-6

 



Apakah kita masih ingin mengejar harta, tahta & senjata? Sehingga kita cemas & menghabiskan waktu hidup ini dengan begitu-begitu saja tanpa karakter yang berkualitas, jiwa tanpa isi, kosong melompong, menjadi hamba materi, manjadi manusia matre. Namun hari tetap berganti hari, mungkin kita akan bilang, "perasaan baru saja kemarin tahun baru", tahu-tahu kini sudah mau tahun baru lagi. Lalu berguman, lho, hidup kok cepat sekali. Aku kok sudah tua! Masa-masa hidup habis hanya untuk kumpulkan semua kebahagiaan yang tak penuh & tanpa arti. Seorang filosof asal perancis, Montaigne, mengatakan, "Hidupku penuh dengan derita yang buruk yang sama sekali tidak menunjukkan keramahan."


"Biarkanlah mereka (di dunia ini) makan dan bersenang-senang dan dilalaikan oleh angan-angan (kosong), maka kelak mereka akan mengetahui (akibat perbuatan mereka)." (QS. Al-Hijr:3).


"Mereka akan menafkakah harta itu, kemudian menjadi sesalan bagi mereka, dan mereka akan dikalahkan".(QS. Al-Anfal:36).


"Dan, barangsiapa yang kikir maka sesungguhnya dia kikir terhadap dirinya sendiri". (QS. Muhammad:38)


"Dan, barangsiapa mencari agama selain Agama Islam, maka sekali-kali tidak-lah akan diterima (agama) itu daripadanya dan dia di akhirat termasuk orang yang rugi". (QS. Ali-imran:85)


Adalah Ibnu Sammak seorang yang jago & kece badai dalam memberi pengajaran menemui Harun al-Rasyid. Waktu itu Harun sedang merasa haus & meminta segelas air. Maka, Ibnu Sammak bertanya, "Wahai Paduka raja, Jika Seandainya anda dicegah untuk minum air itu (hingga nyawa anda terancam), apakah anda akan bersedia menebusnya dengan separuh kerajaanmu?"


Harun menjawab, "Ya." Setelah selesai minum Ibnu Sammak bertanya lagi, "jika anda dicegah untuk mengeluarkan air yang telah anda minum itu dari perutmu (hingga nyawa anda terancam), apakah anda rela membayar dengan separuh kerajaanmu yang lain?"


Harun menjawab, "Ya". Ibnu Sammak pun berkata, "tidak ada artinya sebuah kerajaan yang nilainya tidak lebih berharga dari segelas air".


Bahkan Napoleon pernah berkata di Saint Helena, " Saya tidak pernah mengenal kebahagiaan sepanjang enam hari dalam hidupku".


Maka, Jika waktu hidup ini habis tanpa kebahagiaan yang sejati di dalamnya maka waktu hidup kita di dunia ini tidak berguna, tidak berharga, dan tak bermakna. Meski kita hidup bergelimang harta, tahta & senjata.


Atau apakah kita masih takut akan kematian? Pilihan takut & tidaknya kita dalam menghadapi kematian itu sepenuhnya di tangan kita. Yang jelas, mau tidak mau, kematian pasti akan mendatangi kita semua. Maka bukan soal kematian itu "kapan tiba, pada hari apa & jam berapa" datangnya. Tapi bisakah kita pergi dari panggung kehidupan ini dengan anggun (grace).


Mengutip pernyataan seorang filosof besar asal jerman, Immanuel Kant, "Sesungguhnya panggung kehidupan dunia ini belum lagi sempurna, pasti ada sebuah panggung kedua. Sebab kita semua melihat di sini banyak orang zalim & dizalimi, namun kita tidak dapatkan keadilan. Orang yang menang & orang yang kalah namun kita tidak mendapatkan balasan yang pasti. Maka, pasti ada alam lain yang akan menyempurnakan keadilan."


"Datanglah angin badai, dan (apabila) gelombang dari segenap penjuru menimpahnya, dan mereka yakin bahwa mereka telah terkepung (bahaya), maka mereka berdoa kepada Allah dengan mengiklaskan ketaatan kepada-NYA". (QS. Yunus:22).


"Maka apabila telah datang ajalnya, mereka tidak dapat mengundurkannya dan tidak (pula) memajukannya". (QS. Al-a'raf: 34).


"Dan, datanglah sakaratul maut dengan sebenar-benarnya". (QS. Qaf:19).


"Apakah sekarang (baru kamu percaya), padahal sesungguhnya kamu telah durhaka sejak dahulu dan kamu termasuk orang-orang yang berbuat kerusakan". (QS. Yunus: 91).


"Kalau kiranya Allah mengetahui kebaikan ada pada meraka, tentulah Allah akan menjadikan mereka mendengar". (QS. Al-Anfal:23)


"Barangsiapa yang menyerahkan dirinya kepada Allah, sedang dia orang yang berbuat kebaikan, maka sesungguhnya ia telah berpegang teguh pada tali buhul yang kokoh". (QS. Luqman:22).


"Maka Allah mengetahui apa yang ada di hati mereka, lalu Dia turunkan ketenangan atas mereka." (QS. Al-Fath:18)


"(Kami jelaskan yang demikian itu) agar kamu jangan berduka cita terhadap apa yang luput dari kamu." (QS. Al-Hadid:23).

Penulis :Rifki Taufik

Lamongan 16 November 2020

Tag : Budaya
0 Comments for "Berjalanlah dimuka bumi," ke-6"

Silakan tulis komentar anda!

Back To Top