Moch. Muzaki - Air Minum dan Kacamata


Ilustrasi

AIR MINUM DAN KACAMATA
Oleh: Moch. Muzaki

"Ini"

Siang itu berubah menjadi sedikit sejuk, ku mengira karena kau datang, eh ternyata langit memang lagi mendung aja makanya adem. Tapi memang itulah yang kita harapkan karena laga saat itu yang menentukan apakah kelas kita akan masuk semifinal atau pulang dengan kekalahan. Panas bisa menghambat performa broo.

Hadirmu kutunggu, permainan jadi sedikit tidak asyik saat kau tak menontonku. Hahaha, rasanya seperti teman-teman satu kelas tak ikut jadi supporter, padahal lumayan yang datang saat itu. Ah, aneh memang, namanya juga lagi kasmaran.

Meskipun aku tau kau menganggapku hanya teman dan aku pun tidak terlalu berharap, tapi aku menikmati perasaan ini.

Lalu kau hadir saat pertandingan babak pertama mau habis, rasanya tubuhku seperti ada tambahan energi sendiri, auto penuh suplemen. Dan terbukti sebelum babak pertama selesai, aku menjadi pengumpan terjadinya gol untuk tim kelas kita.

Kau ini seperti Dewi keberuntungan saja, atau lebih tepat ku menyebutnya sebagai bidadari keberuntungan. Dan peluit pun berbunyi, tanda waktunya istirahat babak pertama.

Wuuuii..., lumayan juga, lama gak main sepakbola lapangan besar, main pun pada saat ada liga antar kelas seperti ini saja, jadi langsung kerasa capeknya. Kedudukan unggul 1-0 untuk kelas kita. Semua pemain ke tempat kumpul kelasnya masing-masing. Tim kita selalu kumpul di bawah pohon, hitung-hitung ngadem saat panas.

Lelah pasti, haus iya, tapi saat istirahat tetep aja seperti biasa bercanda-canda satu kelas sambil evaluasi dan mengatur strategi berikutnya.

Semua pemain minum air gelas kemasan yang sudah dibelikan pengurus kelas pake uang kas. Ada yang ngambil minum sendiri, sebut saja jomblo. Ada yang diambilin pacarnya, nah yang ini 'anying' emang. Ada yang diambilin teman se-ganknya. Dan saat Aku mau ngambil air minum, tiba-tiba…

"Ini...," dengan memberikan air minum di hadapanku. Kaget pasti dong, canggung juga iya, seneng apalagi, hehehe. Banyak orang yang sulit mendefinisikan apa itu cinta, tapi bagiku cinta itu seperti apa yang aku rasakan saat itu, tanpa definisi titik.

Mulut jadi gemeteran sendiri. Hanya bisa bilang, "Eh iya...," sambil kuraih air minum yang ada di genggaman tangannya. Aneh rasanya, kayak gimana gitu.

Tiba-tiba serasa angin menerpa seluruh tubuh, wuussh. Sejuk, apalagi senyumnya saat memberikan minum, haduuhh bikin candu.

Ku meminum airnya, sambil merasakan jedag-jedugnya jantungku (curi-curi pandang wajahnya juga sih, hehe). Segar sekali rasa airnya padahal kalau minum biasanya rasanya 'B aja'.

Padahal hanya air yang ia berikan, tetapi rasanya seperti dia memberikan kesejukan dalam hati ini. Ahh, aneh memang.

Peluit babak kedua berbunyi, berdoa bersama. Permainan dimulai, semangat penuh agar bisa lolos ke babak semifinal.

Dari tengah lapangan aku melihatmu di sisi lapangan itu, iya senyummu, aku melihat senyum yang ada di manisnya wajahmu, sungguh indah. Serasa kau sedang memberikan semangat yang luar biasa untukku. Di sore itu.

Walaupun Aku juga sadar, itu semua hanya ada dalam anganku saja.

"Banyak orang yang sulit mendefinisikan apa itu cinta, tapi bagiku cinta itu seperti apa yang aku rasakan saat itu, tanpa definisi titik."

————————

"Kacamata"

Setelah pertandingan itu, aku jatuh sakit. Aku merasa sedang gila karena senyummu, hingga membuatku demam. Ohh, aku benci memiliki imunitas tubuh yang lemah, sangat mudah sekali sakit saat kecapekan.

Malam harinya, saat istirahat sambil nonton TV, nonton tayangan sinetron kesukaanmu, aku coba beranikan untuk SMS kamu. Karena sering nonton sinetron ini aku sampai hafal OST lagunya. Bagus juga sih lagunya, cocok juga sama perasaanku padamu, eaakk.

"Udah mulai nih sinetronnya," haduhh Aku sulit mengawali percakapan. Saat nunggu kamu bales SMS-ku itu rasanya…, wuuhh sulit dijelaskan.

"Drrrtttt," HP bergetar, secepat kilat kubuka. Haaah dasar operator, ngirim pesan gak jelas. Kutunggu lagi balesanmu sambil lihat sinetron kesukaanmu. "ddrtttt."

"Ahh, paling operator lagi," pikirku. Ku ambil HP-ku, lalu ku buka. Weeewww..., akhirnya kamu membalas.

"Iyah nih, hehehe...," balasan SMS-mu.

"Yaaaa..., cuma gitu doang," gumamku dalam hati.

"Kamu juga nonton?" SMS baru. Antara kaget dan seneng banget, dengan kecepatan cahaya kuketik untuk membalas SMS itu. Saat seseorang yang istimewa bagi kita merespon percakapan kita, itu sungguh luar biasa. Hormon kebahagiaan serasa mengalir begitu deras dan itu yang membuat perasaan begitu menyenangkan

Setidaknya malam itu beberapa topik dibahas sambil menikmati sinetron yang sebenarnya tidak menarik buatku. Hanya saja sinetron ini kesukaanmu, jadi kunikmati saja, hitung-hitung demi mengenalmu dan akrab lebih jauh lagi denganmu.

Percakapan berakhir saat kau menyuruhku istirahat agar besok tidak terlalu kecapekan saat di sekolah. Aku menyadari, kau juga sedang belajar untuk pelajaran besok. Aku sangat paham kau sungguh gadis yang rajin, punya semangat belajar yang sangat tinggi, suka membaca buku. Tidak heran kalau Kamu memakai kacamata dan waktu SMP cuma menempuh selama dua tahun. Tapi yang perlu kau ketahui, kau sungguh cantik dengan kacamata itu.

Bahkan Aku sampai iseng, bisa menggambar wajahmu di buku tulis matematikaku, yang hanya berisi rumus-rumus yang Aku juga kadang berpikir untuk apa rumus-rumus ini. Bentuk wajahmu, senyummu, mata dan kacamata itu, caramu memakai jilbab SMA itu, sungguh sangat anggun dan indah di mataku.

Beruntunglah aku duduk di bangku belakang dan kau berada di tengah, di barisan yang lain. Sangat mudah untukku melihatmu dari sisi ini.

Yang terkadang aku tidak peduli dengan pelajaran yang begitu membosankan itu. Karena apa? Karena saat aku melihatmu begitu banyak pelajaran yang aku ambil daripada mendengarkan guru menjelaskan materi yang diulang-ulang tiap minggu. Toh, teman-teman yang lain juga sibuk dengan HP-nya masing-masing, ngobrol satu sama lain.

Dan hanya satu yang rela mendengarkan guru itu, yaaa kamu. Hanya kamu yang memperhatikan pelajaran berlangsung. Sementara dari belakang aku hanya fokus memperhatikanmu. Tapi, saat teman yang lain dan kamu melihatku, yaaa aku pura-pura memperhatikan guru, hehe.

Aku juga ingat waktu itu setelah pelajaran selesai. Kau melihatku dengan senyum yang merona dari bibirmu itu. Kau tersenyum padaku, lantaran Aku menyanyikan lagu kesukaanmu dengan alat musik drum dari meja bangku yang penuh coretan tipe-x itu. 'Just The Way You Are' lagu dari Bruno Mars.

Aku sadar sih, logat dan ucapan kata Bahasa Inggrisku kacau, tapi setidaknya mungkin itulah yang membuatmu tersenyum. Bukan hanya karena lagu kesukaanmu kunyanyikan, tapi juga karena blepotannya saat aku menyanyikan lagu Bahasa Inggris, hehehe. Sedangkan kamu sangat lihai berbicara Bahasa Inggris.

Sungguh menyenangkan malam itu, SMS denganmu, lalu mengingat peristiwa yang lucu sekaligus menyenangkan itu. Serasa tubuh yang sedang kelelahan ini sudah diberi obat penyegar.

Tapi, aku juga sadar harus sepertimu, aku harus mengejarmu. Aku harus punya semangat belajar sepertimu, harus. Atau mungkin aku nantinya juga akan memakai kacamata mirip kamu, hahaha...

Kuakhiri khayalanku, kubuka bukuku, mengerjakan PR sambil MP3-an. Belum sampai selesai, eh...

"Saat seseorang yang istimewa bagi kita merespon percakapan kita, itu sungguh luar biasa. Hormon kebahagiaan serasa mengalir begitu deras dan itu yang membuat perasaan begitu menyenangkan."

0 Comments for "Moch. Muzaki - Air Minum dan Kacamata"

Silakan tulis komentar anda!

Back To Top