Burung-burung Kertas Simbol Perdamaian


ilustrasi (sumber: goikuzo.com)

Higashihiroshimashi sebuah distrik di sebelah barat Hiroshima, Kota dan Desa adalah perpaduan wilayah ini, terdiri dari rumah-rumah tradisional yang membentang lahan-lahan kecil sebagai lahan pertanian keluarga. Juga berdiri bangunan-bangunan megah Hiroshima University, showroom mobil, Supermarket, pusat pelatihan dan penelitian. Salah satunya Hiroshima International Plaza (Japan International Cooperation Agency Chugoku Center) saya menginap selama tiga hari untuk orientasi, hari pertama kami dikenalkan beberapa ruang yang ada digedung ini, kita dapat kartu makan untuk ditukarkan makanan tiap harinya, ruang perpustakaan dengan berbagai koleksi buku, DVD, dan Video Kaset, disini juga menyediakan fasilitas olahraga yang lengkap mulai lapangan sepak bola, basket, tennis, bulu tangkis, bersepeda, billyard, dwarf dll. Yang dapat kita manfaatkan kapanpun. Hari itu kita mendapat sambutan hangat dari ketua JICA Chugoku, dan di ajarkan sedikit berbicara bahasa Jepang.

Berlanjut di hari kedua kita dapat pengetahuan banyak tentang Politik dan Pemerintahan Jepang oleh salah satu Professor dari Departemen Hukum dan Ilmu Politik Hiroshima University. Dia menjelaskan mulai dari zaman kekaisaran Edo, Restorasi Meiji, hingga mulainya era demokrasi, Jepang yang sekarang dipimpin oleh Perdana Menteri Sinyo Abe terjadi berbagai gejolak dari partai oposisi termasuk Conservative Democracy Party, salah satu yang dikritisi masalah kesetaraan gender, derajat perwmpuan di dunia politik Jepang belum mampu mendapat tempat lebih baik di lembaga Yudukatif, Eksekutif, dan Legislatif, ini terlihat dengan hanya dua orang perempuan yang duduk di Kementerian kepemimpinan Abe. Jauh dari Indonesia yang memiliki 8 menteri perempuan era kepemimpinan Jokowi. Jepang juga mengalami krisis penduduk muda, mayoritas penduduk mereka adalah orang tua, berbagai sektor pekerjaan selalu ada pekerja diatas 60 tahun mulai dari sopir bis, satpam, penjaga kantin dan masih banyak sektor lain. Hari ini menjadi masalah karena keengganan masyarakat untuk mempunyai keturunan, bahkan Pemerintah mendorong agar masyarakat menambah jumlah keturunannya dengan memberikan izin cuti jaga anak bagi ayah-ayah yang mempunyai anak kecil. Namun kebijakan ini sampai hari ini belum efektif.

Belajar diruangan akan terasa kurang kalau tidak diimbangi dengan melihat objek masyarakat secara langsung. Kami berkesempatan mengunjungi langsung Peace Memorial Park Hiroshima tempat jatuhnya Bom Atom yang dijatuhkan pesawat Ebola Gay Amerika Serikat. Hiroshima sejak tahun 1888 oleh Imperial Headquarters dijadikan salah satu kota pusat pangkalan Militer di Jepang. tahun 1902 didirikannya The Hiroshima Higher Normal School dan Hiroshima High Institut of Technology menjadi pusat riset teknologi pengembangan senjata hingga berkembangnya pabrik senjata dan subkontraktor angkatan laut. Ini mungkin menjadi jawaban teka-teki bom yang jatuh pada 6 Agustus 1945 tepat pukul 08:15 am tepat 600m di atas sebuah rumah sakit dekat Sungai yang berbentuk T Bom Atom meledak dengan suhu 3000-4000°C dengan kecepatan hembusan angin 400 m per detik menghancurkan 90% bangunan di kota, juga mengakibatkan radiasi yang merusak sel-sel manusia membunuh 140.000 40% dari jumlah penduduk Hiroshima, untuk korban yang selamat pun masih terkena residu dampak radiasi sehingga menimbulkan banyak penyakit aneh yang tidak bisa di sembuhkan mereka disebut Hibakusha, banyak di antara mereka dikucilkan akhirnya tak sedikit yang menyembunyikan identitasnya, namun lama kelamaan mereka mengkampanyekan pesan perdamaian hingga didirikannya monumen dan museum perdamaian yang mencatat hingga Agustus 2017 sebanyak 308.725 jiwa jumlah korban tercatat di monumen. Adapula korban warga negara asing berasal dari warga Amerika Serikat keturunan Jepang, warga negara Jerman, sandera perang AS, pertukaran pelajar dari Asia Tenggara, pekerja dari Korea dan Tiongkok.

Sampai hari ini masyarakat Hiroshima tidak mengetahui dengan pasti mengapa Hiroshima menjadi sasaran bom atom. Ada informasi mengatakan, karena merupakan kota militer atau pangkalan milliter besar. Ada juga anggapan Amerika Serikat menyerang Jepang agar mendahului rencana Rusia, Padahal Hiroshima adalah kota yang tidak pernah mendapat serangan udara dari sekutu seperti Tokyo, Yokohama, Kyoto dan kota-kota lain, masyarakat Hiroshima menganggap kota mereka sebagau uji coba Bom Atom untuk pertama kalinya. Kini Hiroshima berbenah dari kota militer menjadi kota perdamaian Internasional dan budaya. Pemerintah dan masyarakat bekerja sama untuk membangun identitas baru dengan simbol burung-burung kertas dari origami sebagai simbol kota perdamaian dunia.


Peace Memorial Park Hiroshima,
31 Januari 2018



*) ditulis oleh Azrohal Hasan
Tag : Cerpen, Tulisan
0 Comments for "Burung-burung Kertas Simbol Perdamaian"

Silakan tulis komentar anda!

Back To Top